The empty box

Kadang di otak g muncul berjuta pertanyaan yang gak bisa g jawab..
Ada pertanyaan yang datang lalu segera menghilang..
Namun ada juga pertanyaan yang datang tapi memiliki kesan beberapa lama sebelum menghilang..

Pernahkah kalian berpikir seperti ini..
Anggaplah ada satu hal yang kalian begitu inginkan..
Yang kita impi-impikan tiap hari.
Bahkan setiap bangun atau sebelum tidur kita selalu berkhayal tentang hal itu..
Bagaimana bila kita bisa mendapatkan hal itu, menyentuhnya dan merasakannya.
Sensasi impian itu mungkin juga disebut sebagai ‘obsesi’..

Lalu hal yang kita inginkan itu diletakkan dalam sebuah kotak hadiah yang dibungkus dengan rapi dan indahnya.
Kotak itu kemudian diletakkan beberapa meter jauhnya di hadapan kita.
Anehnya tiap kali kita mendekatinya kotak itu cenderung menjauh.
Semakin cepat kita mendekatinya semakin cepat kotak itu menjauh…

Lalu kita mulai kehilangan kesabaran dan mengerahkan seluruh tenaga dan pikiran kita untuk mendapatkan kotak itu.. Kita berlari sekencang-kencangnya, mengulurkan tangan sejauh-jauhnya sambil terus berdoa dalam hati kecil kita… Buah kegigihan dan kesabaran kita pun menuai hasilnya. Melalui perjuangan yang panjang, kotak itu sekarang berada di dalam genggaman tangan kita.

Dengan penuh antusias kita mulai melepaskan tiap ikatan yang memberi simpul pada kotak itu, membuka tiap lapisan kertas yang membalurnya dan akhirnya membuka kotak tersebut untuk meraih isinya.

Bagai ribuan kilat yang menyambar. Setelah begitu banyaknya hal yang kita alami kita mendapatkan bahwa kotak itu kosong. Tidak.. kotak itu tetap berisi hal yang kita inginkan. Tapi yang membuat kita terkejut mengapa kita tidak merasakan apa-apa saat benar-benar menyentuhnya. Kita tidak merasakan gairah seperti saat kita memimpikannya.

Have u ever felt like this?? we’re finally got something we want.. But well it just… nothing inside..

Kadang g berpikir hal apa yang paling g inginkan saat ini. Apakah itu benar-benar yang g inginkan nanti? Apakah g akan memiliki gairah yang sama baik saat mengejarnya maupun saat mendapatkannya?
Ataukah g hanya membuang seluruh hidup g mengejar sebuah kotak yang kosong?

Kadang juga g berpikir keinginan manusia gak akan membuatnya bahagia.
Manusia hanya berlari ke depan bukan karena dia ingin ada di depan tapi hanya untuk melarikan diri dari apa yang ada di belakang..
Dan ketika kita tiba di paling depan dari pandangan kita, kita menemukan bahwa tak ada perbedaan antara di depan dan belakang.

Masalahnya mulai dari sini kemanakah kita harus berlari sekarang? ke depan? atau ke belakang? atau lebih baik bila kita hanya berdiam di titik tersebut?

G rasa Dia yang disebut Tuhan punya jawaban yang lebih baik untuk hal ini? G cuma bisa berdoa dan berharap kalo g tidak sedang mengejar kotak yang salah…

Music of God

Musik telah mempengaruhi kita semua dengan cara-caranya yang unik
Memberi jiwa kepada sebagian yang mendengarnya

Musik dapat digunakan sebagai pendorong kala hati letih
Menjadi kehangatan yang menemani air mata kita
Penambah rasa bagi muda-mudi yang sedang jatuh cinta
Juga sebagai sahabat yang memberikan kita inspirasi kehidupan

Dan di tengah hingar bingar musik yang bercahaya ini pun
Ada satu musik yang dihormati oleh semua musik
Yang tidak lahir dari kehidupan.
Melainkan yang memberikan kehidupan…

Musik ini begitu spesial…
Mengembalikan kita kepada Sang Khalik..
Karena musik ini berasal dan tertuju pada Dia..

Juga berbeda dengan jenis musik lainnya..
Musik ini tidak hanya memberikan impact kepada sang pelantunnya..

Sebab sejatinya musik ini adalah rentetan melodi..
Yang secara bebas muncul..
Yang merupakan kausal dari sebuah pertemuan…

Antara ciptaan yang bertemu dengan Sang Pencipta..
Antara anak yang datang kepada Bapa..
Antara mempelai wanita yang menantikan Sang Pria…

Personalisasi tersebut
yang membuat harmonisasi musik ini begitu indah
Begitu harum dan sedap didengar..

Some people called it a gospel.
Or Praise or Worship.
But i prefer to call it
“The Music of God”…