Life is sucks!!

It’s been a while since i last updated my blog. Coz I’ve been quite busy lately. Jobs, studies, services, n my final assignment were kept bothering me not to do anything else.hoho But to be honest, actually there is another else, another big thing that comes into my life. And force me to think back about my life and what i believed.

There is a thing that i keep asking God since three years ago. And for that long, i don’t get the answer until these day. We won’t talking much about the ‘thing’ but may be about the reason behind “why don’t i get the answer for 3 year” . 3 year for asking, hoping, waiting and strugling.

The main reason is simply to make me ready, to make reality acceptable for me.

The painful reality to accept that life is sucks, that life is not worthy to be lived, that life is full with evil, misery, vanity,  envy, and sins. That life is not as enchanted as i thought before. And those things ruin my world i created before, it ruins what i believed, it ruins what i dreamed, it ruins me.

I used to be naive, but want it or not, there is always a bitter reality. The problem is whether we are ready to accept that. It took me 3 years to be mature, to be wise, to be strong just to face one ‘thing’ as a reality.

Yeah i think God waited that long to convince me that even in this rotten world, i can still believe in such things as  goodness,  pureness, faith and God. Even in this chaos i still have a little reason to keep standing in faith.

Try something new

Aku seorang plegmatis, tipe orang yang sangat rendah hati untuk menerima segala sesuatu yang terjadi, nyaman dalam status quo atau mungkin kata lainnya malas. haha

Iya, aku merasa tidak perlu berubah bila semua yang ada di sekitarku cukup baik, atau mungkin itu yang selalu aku yakinkan kepada diriku. Tapi sayang sekali aku tidak seberuntung itu untuk terus hidup dalam dunia kecilku. Karena aku dikelilingi oleh teman-teman yang haus akan perubahan. Yang sering bosan bahkan untuk berjalan normal sehingga ada yang berjalan mundur, terbalik, seperti kepiting bahkan ada yang melayang. haha

Percaya atau tidak aku tidak mengganti model rambut selama 6 tahun sejak smp. Aku cukup bilang gunting seperti Aaron Kwok, setiap ke salon. Sehingga orang-orang dapat melihat kembaran Aaron Kwok di Jakarta, ya mungkin terlihat lebih baby face (baca: norak) layaknya anak smp yang masih polos (baca: cupu).

Intinya aku tidak terbiasa dengan sesuatu yang baru, itu membuatku merinding, ketakutan dan histeris. Sampai kira-kira sma 3, virus-virus dari teman-temanku mulai menjangkitiku. Aku mulai menggunakan gel rambut, aku tidak lagi memakai kaos bergambar felix the cat atau mickey, aku membeli hape (yang sebelumnya menurutku tidak penting), bahkan aku mulai berbicara dengan wanita (makhluk dari planet asing yang sangat-sangat berbahaya).

Sekarang aku menyukai perubahan, segala sesuatu hal yang baru. Bagiku sekarang banyak sekali hal-hal di bumi ini yang belum tereksplorasi oleh tanganku. Pandanganku menjadi lebih luas, lebih berwarna dan lebih indah. Dan disitulah kita baru bisa melihat ke Maha Kuasaan Tuhan.

So, aku menganjurkan untuk mencoba hal baru tiap minggunya, itu bisa saja mencoba olahraga baru, pergi ke tempat yang baru, bertemu orang-orang yang baru atau mungkin sekedar berjalan dengan rute yang baru.

Eksplorasi-eksplorasi baru itulah yang membuat hidup kita lebih menantang, bergairah dan berwarna. Juga kita akan lebih dapat mengenal diri kita atau melihat sisi lain, potensi-potensi tersembunyi yang kita miliki. Dan mungkin kita bisa menemukan tujuan hidup kita.

So why don’t u try something new ^^

Black Sheep

Aku kesal, aku geram, aku muak…

Terlalu sering kita mendengar kata-kata seperti ini. “Aku tidak bisa bekerja dengan baik karena seluruh anggota tim ku memiliki masalah”, “Nilai ujianku jatuh karena dosenku tidak kompeten”, “Aku seperti ini karena keluargaku yang broken home”, “Pemimpinku tidak pernah mendengarkanku”.

Itu hanya sebagian kecil dari hal-hal yang lumrah diucapkan oleh kebanyakan orang. Percaya atau tidak, tapi kita tidak pernah kehabisan sesuatu untuk dipersalahkan.

Bahkan kenyataannya hal ini sudah tertanam sejak kita kecil, ketika seorang anak jatuh atau terpentur meja, sang ibu akan menyalahkan lantai atau meja tersebut. Dan benih yang kita pupuk sejak kecil ini membuat kita mahir dalam memanipulasi kesalahan dan kepada siapa kesalahan tersebut harus dilemparkan.

Aku sangat tidak terkesan dengan kesaksian seperti ini: “iblis telah menipuku untuk melakukan ini.”, “iblis membuatku jatuh dalam hal ini”. Aku kecewa mental pengecut ini telah masuk dalam gereja. Menurutku hal ini membuat kita kembali kepada dosa pertama dimana Adam menyalahkan Hawa, lalu Hawa menyalahkan iblis (ular).

Ironis memang tapi kita hidup dalam trend kambing hitam. Bukan maksudku bila orang lain tidak selalu memiliki andil atas hidup kita. Namun menurutku menyalahkan cuaca, orang lain, pemerintah, menyalahkan iblis bahkan yang lebih parah menyalahkan Tuhan atas apa yang terjadi bukan sebuah tindakan yang dewasa.

Percaya atau tidak, yang kita butuhkan bukanlah seseorang yang mahir mencari siapa yang salah, tapi seseorang yang berani bertanggung jawab. Ketika semua orang terkelungkup dalam kubah kepengecutannya dan saling menyalahkan, kita dapat memilih untuk berdiri tegak mengambil tongkat tanggung jawab tanpa mencari siapa yang salah. Karena kita bersedia untuk ikut andil memperbaiki kesalahan yang ada.

Ingatlah, hidupmu bukanlah tanggung jawab orang-tuamu, sahabatmu, pasanganmu, atau pemimpinmu. Beranilah menerima kenyataan bahwa anda bertanggung jawab atas hidup anda. Dan ijinkanlah Tuhan memberikan dorongan keberanian di hidup anda.

How can we repay God?

Begitu sering kita merasakan kebaikan Tuhan. Ketika dalam masalah, Tuhan memberikan jalan keluar. Ketika lemah, Tuhan memberikan kekuatan. Ketika sakit, Tuhan menyembuhkan. Ketika jatuh, Tuhan membopong kita. Ketika berbuat dosa, Tuhan mengampuni kita.

Begitu banyak hal yang telah Tuhan lakukan untuk kita, untuk hidup kita, untuk segala sesuatu yang berada di hidup kita. Tapi pernahkah kita berpikir untuk sesekali membalas kebaikan-Nya. Aku tahu kasih Tuhan tak bersyarat. Tapi bagi orang yang menghargai pemberian dan tahu berterima kasih seperti kita, pasti kita begitu rindu untuk membalasnya.

Tapi bagaimana caranya?. Tuhan kita adalah Tuhan yang mempunyai segalanya. Dia adalah Raja dari kerajaan yang tak pernah berakhir. Dia begitu berkuasa sehingga Dia bisa melakukan apa saja. Iya apa saja, namun kita masih bisa melakukan ketiga hal ini:

1. Kita bisa mengasihi diri kita sendiri

Tuhan memberikan kita kuasa untuk memilih. Bahkan memilih bagaimana kita memperlakukan diri kita. Akan sangat menyedihkan bila ada seseorang yang suka meremehkan dirinya, mengasihani, menyia-nyiakan bahkan menghina kesempurnaan yang telah diciptakan Tuhan.

Tapi sekarang marilah kita melihat betapa baiknya kita. Karena Tuhan pun memandang kita seperti itu. Dia begitu mengagumi kita, Dia tak bisa melepaskan pandanganNya dari kita. Dia jatuh cinta kepada kita. Bahkan mati untuk orang seperti kita. Jadi hal pertama untuk membalas kebaikan Tuhan adalah menerima dan mencintai diri kita sendiri.

2. Kita bisa memilih apa yang kita lakukan

Tuhan juga begitu baik, sehingga Dia memberi kuasa untuk memilih apapun yang kita suka. Kita bisa memilih baju apa yang akan kita kenakan, makanan dan olahraga favorit kita, bahkan kita bisa memilih acara TV kita. Termasuk juga pilihan untuk tidak melakukan dosa atau hidup dalam dosa. Kita bisa memilih segala sesuatu yang baik maupun yang buruk.

Segala sesuatu yang kita pilih dapat membalas kebaikan Tuhan. Jadi lakukanlah sebaik mungkin yang terbaik sehingga Tuhan di atas dapat tersenyum dengan pilihan kita.

3. Kita bisa mengembangkan talenta kita

Orang tua yang bahagia akan berbahagia bila dapat memberikan hadiah kepada anak-anaknya. Dan akan lebih bahagia lagi bila mereka melihat anak-anaknya bahagia atas hadiah tersebut. Tuhan telah memberikan begitu banyak kelebihan dan talenta di hidup kita. Jadi tidak ada yang lebih bisa membahagiakan Tuhan selain penerimaan pemberian Tuhan dengan syukur. Kita dapat berjalan dengan dagu terangkat sambil membawa talenta-talenta dari Tuhan dan mengembangkannya sampai batas maksimalnya.

4. Kita bisa mengasihi Tuhan

Apalagi yang lebih indah daripada cinta yang terbalaskan. Iya, kita bisa mencintai Tuhan dengan segenap hati, jiwa dan pikiran kita. Hal ini lebih mahal dari segala harta apapun yang mampu kita persembahkan untuk Tuhan. Relasi denganNya itu yang ditunggu olehNya tiap menit berlalu.

Tidak ada pujian yang lebih indah, tidak ada pemberian yang lebih berharga selain sebuah kata penuh makna. I love you God..